Ketahuilah apa yang saya rasakan ketika mendengarkan lagu Iwan fals itu sangat tersentuh sekali lagunya, apa lagi di dengar pada saat malam hari, sambil menikmati malam yang gelap gurita dan di temani dengan secangkir kopi sebatang rokok. Disanalah saya menikmati lagunya Bang Iwan yang begitu indah dan nikmat untuk didengar.
Mungkin tulisan kali ini saya akan membeberkan tentang lagu-lagu Iwan fals yang mana lagunya sangat dinikmati sekali oleh saya.
Bang Iwan fals yang terhormat, mungkin tulisan ini tak layak kulayangkan, terlebih siapalah saya ini hanya orang pinggiran yang termajinalkan oleh kekejaman pemerintah sekarang.
Sebelum bercerita panjang, apa kabarmu di sana, Bang ? Semoga saja sang Penguasa melindungi dalam setiap langkahmu, diberi umur panjang, sehat selalu dan tetap berkarya, berbakti terhadap nusa dan bangsa, Amin.
Bang Iwan, karya - karyamu dulu dalam liriknya yang tajam, yang kau lantunkan lantang masih teringat jelas di telinga kami, terlebih kami yang mencintai maha karyamu yang tak padam di makan zaman. Disetiap lirik lagumu menjadikan batu kerasnya kami ikut menghantam penguasa zalim. Tapi itu dulu, tidak sekarang karena kau tak seperti yang dulu lagi.
Entahlah, entah apa yang terjadi, apa kau sudah letik berteriak di setiap lagumu? kami tahu, mungkin kau lelah. Kami juga paham di usia yang tak beringkrak seperti waktu dulu. Terimakasih Bang, terimakasih atas anarkimu yang kau tanamkan kepada kami. Cita - cita yang dulu pernah kita impikan, sebuah negara tempat kita bersandar dan berharap, negara impian yang senantiasa mensejahterakan rakyatnya. Tenang Bang, tenang kau disana, kami tahu kau lelah, biarkan kami yang melangkah, kami masih percaya pada kekuatan PERSATUAN.
Kalau boleh saya ingin bercerita kepadamu Bang, sekarang ini para Ibu rumah tangga sudah tak mengepulkan asap lagi di dapur. Tahu kenapa Bang, karena semua kebutuhan pokok melambung tinggi. Selain itu Bang, para bapak kepala rumah tangga sudah tak bisa lagi berangkat bekerja karena harga BBM membungbung tinggi. Tapi sukurlah Bang, tetangganya masih berbaik hati memberikan pinjaman uang.
Semakin sulit saja kami hidup Bang, benda miskin tak bisa kami buang jauh - jauh, malahan semakin dekat merapat. Negara tetangga sebelah kasihan melihat kami dan ada juga yang nakal mengejek kami yang begitu kaya alamnya, namun rakyatnya miskin. Ah, kami tak menggubris celotehan itu bang. Walaupun begini keadaan negara, kan kita harus tetap bangga dengan Indonesia Raya.
Oh ya Bang, apa kabar orang - orang di istana negara ? Sehatkah mereka ? mungkin abang tahu keadaan mereka. Kalau kami tak pernah tahu bang, karena kami begitu jauh dengan mereka. Tak sempat kami mendengar ataupun melihat orang - orang berjas rapi itu, karena kami sudah disibukan dengan kehidupan yang mencekik dan semoga saja mereka bekerja dengan baik, memegang sebagian suara kami dulu semasa kampanye.
Kalau boleh kami meminta kepadamu bang, Yuk kita teriakan bersama - sama suara abang yang dulu. Ayo, bang pekikkan " Galang Rambu Anarki " atau " Negara ", boleh juga " Surat Buat Wakil Rakyat ". Terserah abang saja, yang penting abang rileks menyuarakannya. Mari Bang, kita seperti yang dulu ! seperti orang - orang pinggiran yang selalu bahagia dan bertahan hidup sekalipun keadaan sangat menyakitkan. Tapi sekarang engakau bukan Iwan fals yang dulu kami kenal, sekarang engkau seakan dekat dengan penguasa negeri ini tapi jauh dengan kami.