Thursday, December 31, 2015

Fenomena Hujan di Kehidupan


           Mungkin bagi sebagian orang apalagi saat umur kita beranjak dewasa, bermain hujan - hujanan adalah hal sangat kekanak - kanakan. Tapi sebagian lain yang melakukannya hal ini sangatlah menyenangkan. Nilai suatu hal dapat di gambarkan begitu jelas sebelum kalian belum benar - benar mencobanya sepenuh hati kalian. Bagi kalian yang tidak pernah bermain hujan - hujanan dan berfikir bermain hujan - hujanan adalah hal yang kekanakan. Pernahkah kalian merasakan kebahagian seseungguhnya saat bermain hujan ? Jika tidak, maka jangan pernah berkata seperti itu sebelum mencobanya.

         Memang terkadang ada beberapa hal yang tak perlu dicoba dan kita sudah tahu dan dapat menggamparkan nilai hal tersebut, tapi ingat  penilaian kalian yang tidak pernah sama dengan mereka yang bahagia saat melakukannya. Misalnya seperti saya yang menganggap hujan sebagai teman, sebagai hal yang membuat mereka lebih baik, membuatku nyaman  bermain dengan mereka dan membuatku bahagia diguyur derasnya air hujan. Kalian tidak akan pernah tahu, mengapa saya memiliki penilain seperti itu. Setidaknya hargai perasaan orang - orang yang bahagia melakukan suatu hal yang menurut kalian tidak perlu dilakukan ataupun hal kekanakan seperti bermain hujan.
            Ketika kalian merasa sedih pun. hujan bisa menjadi suatu hal yang berarti untuk kalian, saat kalian ingin menangis atau berteriak mengeluarkan apa yang ada didalam hati kalian, lakukanlah ditengah hujan deras, setidaknya orang lain tidak akan tahu apa yang sesungguhnya yang kamu lakukan, sekalipun kamu menangis di dalam hujan.

Monday, December 21, 2015

Fenomena Kerja

       Sebenarnya sah - sah saja sih buruh nuntut upah mereka, mungkin dengan begitu upah mereka masih terlalu rendah bagi mereka. Namun yang harus mereka tahu, bahwa jika selama anda menjadi buruh maka selama itu anda dibayar murah. 
       Saya hanya ingin merubah stigma mereka, bekerjalah seperti seorang kesatria, tak usah banyak menuntut, karena jika anda tak mau di bayar murah jadilah seorang wirausahawan. Dengan menjadi seorang wirausaha anda bisa menentukan sendiri upah anda pengen berapa yang diinginkan. Jangan mau menjadi jongos, percayalah keringat anda hanya akan dinikmati para pemilik perusahaan dan mayoritas pemilik perusahaan adalah orang China, sebut saja misalnya Lhi Ang Thai. hehehe !
Anda bekerja 8 jam ples lembur sampai badan anda menjadi robot, bos nya sendiri si Lhi Ang Thai itu hanya duduk sambil ucang - ucang angge.
       Pewirausahawan masalahnya cuman untung dan rugi, sedangkan buruh masalahnya adalah bolokot kesang kadang teu kaburuhan (Banjir keringat kadang tidak mendapatkan upah). Saya hanya tidak mau kita menjadi jongos di rumah sendiri, apalagi sekarang sudah masuk nya MEA (Masyarakat ekonomi Asena) yang mana negara - negara lain bekerja dan membuka lapangan di rumah kita sendiri.
Jadi percayalah menjadi seorang wirausaha itu menyenangkan, anda tidak akan mengenal namanya jenuh, bertemu dengan wanita cantik, sexy adalah makanan setiap hari, itu juga kalau kita adalah seorang laki laki dan tentunya laki - laki yang masih suka sama perempuan alias masih normal hhahha. Oleh sebab itu saya tidak pernah menuntut karena besar dan kecilnya Allah yang mengatur.

        Semoga tulisan ini bisa mencuci otak kalian yang masih berminat menjadi jongos hahaha, Thinks smart guys, wirausahalah karena Rosul pun profesinya sebagai wirausaha,

Saturday, December 19, 2015

Tentang Lagu Bang Iwan Fals

        Ketahuilah apa yang saya rasakan ketika mendengarkan lagu Iwan fals itu sangat tersentuh sekali lagunya, apa lagi di dengar pada saat malam hari, sambil menikmati malam yang gelap gurita dan di temani dengan secangkir kopi sebatang rokok. Disanalah saya menikmati lagunya Bang Iwan yang begitu indah dan nikmat untuk didengar.
        Mungkin tulisan kali ini saya akan membeberkan tentang lagu-lagu Iwan fals yang mana lagunya sangat dinikmati sekali oleh saya.
       Bang Iwan fals yang terhormat, mungkin tulisan ini tak layak kulayangkan, terlebih siapalah saya ini hanya orang pinggiran yang termajinalkan oleh kekejaman pemerintah sekarang. 
Sebelum bercerita panjang, apa kabarmu di sana, Bang ? Semoga saja sang Penguasa melindungi dalam setiap langkahmu, diberi umur panjang, sehat selalu dan tetap berkarya, berbakti terhadap nusa dan bangsa, Amin.
        Bang Iwan, karya - karyamu dulu dalam liriknya yang tajam, yang kau lantunkan lantang masih teringat jelas di telinga kami, terlebih kami yang mencintai maha karyamu yang tak padam di makan zaman. Disetiap lirik lagumu menjadikan batu kerasnya kami ikut menghantam penguasa zalim. Tapi itu dulu, tidak sekarang karena kau tak seperti yang dulu lagi.
     Entahlah, entah apa yang terjadi, apa kau sudah letik berteriak di setiap lagumu? kami tahu, mungkin kau lelah. Kami juga paham di usia yang tak beringkrak seperti waktu dulu. Terimakasih Bang, terimakasih atas anarkimu yang kau tanamkan kepada kami. Cita - cita yang dulu pernah kita impikan, sebuah negara tempat kita bersandar dan berharap, negara impian yang senantiasa mensejahterakan rakyatnya. Tenang Bang, tenang kau disana, kami tahu kau lelah, biarkan kami yang melangkah, kami masih percaya pada kekuatan PERSATUAN.
     Kalau boleh saya ingin bercerita kepadamu Bang, sekarang ini para Ibu rumah tangga sudah tak mengepulkan asap lagi di dapur. Tahu kenapa Bang, karena semua kebutuhan pokok melambung tinggi. Selain itu Bang, para bapak kepala rumah tangga sudah tak bisa lagi berangkat bekerja karena harga BBM membungbung tinggi. Tapi sukurlah Bang, tetangganya masih berbaik hati memberikan pinjaman uang.
    Semakin sulit saja kami hidup Bang, benda miskin tak bisa kami buang jauh - jauh, malahan semakin dekat merapat. Negara tetangga sebelah kasihan melihat kami dan ada juga yang nakal mengejek kami yang begitu kaya alamnya, namun rakyatnya miskin. Ah, kami tak menggubris celotehan itu bang. Walaupun begini keadaan negara, kan kita harus tetap bangga dengan Indonesia Raya.
      Oh ya Bang, apa kabar orang - orang di istana negara ? Sehatkah mereka ? mungkin abang tahu keadaan mereka. Kalau kami tak pernah  tahu bang, karena kami begitu jauh dengan mereka. Tak sempat kami mendengar ataupun melihat orang - orang berjas rapi itu, karena kami sudah disibukan  dengan kehidupan yang mencekik dan semoga saja mereka bekerja dengan baik, memegang sebagian   suara kami dulu semasa kampanye.
      Kalau boleh kami meminta kepadamu bang, Yuk kita teriakan bersama - sama suara abang yang dulu. Ayo, bang pekikkan " Galang Rambu Anarki " atau " Negara ", boleh juga " Surat Buat Wakil Rakyat ". Terserah abang saja, yang penting abang rileks menyuarakannya. Mari Bang, kita seperti yang dulu ! seperti orang - orang pinggiran yang selalu bahagia dan bertahan hidup sekalipun  keadaan sangat menyakitkan. Tapi sekarang engakau bukan Iwan fals yang dulu kami kenal, sekarang engkau seakan dekat dengan penguasa negeri ini tapi jauh dengan kami.