http://ihsanulhakim.deviantart.com/art/RA-KARTINI-in-WPAP-367349165
Kartini hanya surat menyurat sama orang Belanda. Ko bisa disebut emansipasi wanita? Sedangkan yang ikut berperang seperti Cut Nyak Dien dan Cut Meutia tidak ada hari spesialnya, bahkan Raden Dewi Sartika pahlawan orang Sunda yang secara nyata membangun sekolah untuk wanita pada masanya seakan tak tersentuh. Konspirasi kah, atau hanya propaganda?.
Saya jadi ingat lagunya Doel Sumbang yang berjudul “Awewe sapi daging atau emansipasi", yang kurang lebih liriknya seperti ini “Ngaku awewe modern berkarir penuh obsesi, sagala hayang siga lalaki. Ceunah emasnipasi, bari uteuk na teu ngarti. Bisnis beurang peuting, bisnis naon duka teh teuing salakina di imah ngajaga tulak panto anak na diasuh, cukup ku suster jeung babu”. Jika menurut kedalam kata emansipasi itu sendiri terkadang diterjemahkan salah oleh para wanita dizaman modern ini sendiri.
Arti emansipasi wanita yang saya pahami adalah suatu persamaan hak yang diberikan kepada kaum wanita tanpa diskriminasi gender. Hak ini harus diberikan secara adil (bukan sama persis) dan propesional seorang wanita harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri dan kaum laki-laki menghormati serta memperlakukan wanita sebagai mana mestinya. Tidak meremehkan, tidak mengeploitasi, apalagi menyiksa. Wanita merupakan mahluk yang sangat penting bagi laki-laki , pelengkap bagi kaum laki-laki. Namun tetap tak bisa dilepaskan dari aturan apalagi melawan kodrat. Karena hidup takan terasa indah jika Tuhan hanya menciptakan laki-laki, begitupun sebaliknya.
Seharusnya “Selamat hari wanita” bukan “Selamat hari Kartini” karena bahwasanya pejuang wanita bukan hanya R.A Kartini, banyak wanita hebat dan kuat lain nya yang luput dari sejarah. Tanpa menurangi rasa hormat saya kepada R.A Kartini yang didalam lagunyapun ditulis Putri sejati, Putri Indonesia, harum namanya`
0 comments:
Post a Comment